Delima Lestari Widya Astuti De Wilde Sri sudah 20 tahun tinggal di Belanda, sejak tahun1991 sudah datang ke Belanda sebagai seorang guru, awalnya hanya mengajar bahasa Indonesia di sekolah-sekolah. disela-sela mengajar bahasa Indonesia tersebut, Delima Lestari memanfaatkan waktu untuk mendalami bahasa Belanda. Karena sangat menyukai puisi sejak di Indonesia, ketika pindah, kegemaran itu terus dilanjutkan. Delima Lestari berhasil menerbitkan beberapa buku kumpulan puisi, sebagian besar bertema tentang Indonesia.
Suatu ketika wanita ini tertarik dengan sebuah artikel di internet yang membahas puisi. dari situlah kemudian Delima Lestari memulai karirnya menulis puisi di dunia maya dan menjalin hubungan dengan para penulis puisi. kebanyakan adalah penulis puisi dari Indonesia, tapi ada juga penulisa puisi dari Malaysia da Singapura. dari hasil ngobrol ini lantas lahir perhimpunan puisi berjudul "Padang 7,6 Skala Richter pada 2009. kumpulan puisi ini lantas di abadikan dalam sebuah buku "ini sebagai kepedulian kami, para penulis puisi,akan bencana gempa bumi yang melanda saudara-saudara kita di Padang dan sekitarnya pada saat itu". Setelah membuat buku kumpulan puisi tentang gempa di padang, Delima kembali menerbitkan buku puisi dengan judul "Hawa" masih tentang kumpulan puisi dan juga buat membantu kemanusiaan katanya..
Kemudian lahirlah buku kumpulan puisi yang ketiga dengan judul "kenang sebayang" buku yang di cetak pada 2010 ini memberikan kesan lebih mendalam kepada Delima "saya di percaya sebagai ketuanya" katanya.
untuk buku ketiga ini semua penilis puisi berasal dari Indonesia, pembuatannyapun memakan waktu yang nda sebentar, kalau tidak salah hampir satu tahun. Dalam "Kenang Sebayang" selain dirinya terdapat nama Ari Oktoro,Bibi Cantik, Damai Prasetyo, Daniel Prima dan Imron Tohari."kami juga membuat perjanjian bahwa para pengirim puisi di buku yang akan diterbitkan tersebut tidak dibayar. perjanjian ini sudah di umumkan di dunia maya dan jejaring sosial papar Delima.
Hasil penjualan Buku kumpulan puisi "Kenang Sebayang" dipakai untuk membantu beberapa sekolah di Indonesia.
Sidiq Prasetyo, Belanda
Komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda !